Kamis, 15 Juli 2010

Sesak

Ya Allah, aku rindu. Sepertiga malam bermesraan dengan-Mu. Mengadu segalanya kepada-Mu. Sesak yaa Rabb. Seperti ada yang mendobrak ingin merangsak keluar dari jantung ini.

Bantu aku Ya Allah untuk kuat berjalan dalam tiupan derai debu ini. Sungguh aku buta dengan jalan di depanku. Tuntun aku Ya Allah. Aku hilang pegangan. Aku terhuyung lemah, tolong genggam tanganku.

Aku ingin selalu yakin bahwa aku tak pernah sendirian. Karena Engkau pernah menjanjikan bahwa janji-Mu pasti. Aku yakin bahwa Engkau selalu berada di tengah tangisan dan doa. Aku yakin bahwa Engkau selalu berada dalam setiap harapan hamba-Mu yang selalu meminta walaupun dirinya tau dosa memenuhi hari-harinya.

Ya Allah, aku membutuhkan-Mu. Aku yakin Kau jauh lebih tau bagaimana masalahku dibanding diriku sendiri, aku menulis ini bukan untuk memberitahu-Mu, tapi untuk meyakinkan-Mu, bahwa aku benar-benar membutuhkan-Mu.

Tak ada satu pun kekuatan yang mampu memenjara keinginan-Mu untuk meninggikan dan menjatuhkan seorang manusia. Tak ada sebuah kekuasaan pun yang mampu membolak-balikkan hati kecuali atas izin-Mu. Segala sesuatu datang atas kehendak-Mu dan pergi pula atas kehendak-Mu.

Kuatkan pundak ini untuk menghadapinya, bukan lari.

Kau yang jauh lebih tau seperti apa sistem kehidupan ini berlaku. Dan Kau yang paling tau apa yang tertulis dalam lauhul mahfudz-Mu. Semuanya. Segalanya memang telah tertulis dalam lauhul mahfudz-Mu. Detik, menit, jam, dan harinya.

Aku seperti seekor ikan pengelana yang terus berenang menuju hulu sementara aku tak tau pasti apakah aku seharusnya memang berenang ke arah hulu. Semuanya serba misteri, gelap dan meraba.

Aku seperti camar yang bermimpi terbang hingga tengah lautan, tapi akhirnya sadar bahwa sayapnya tak cukup kuat mengantarkannya lebih jauh dari pantai.

Ya Allah, tombak-tombak ini menusukku, tajam menghunus tepat di pusat jantungku. Jika Kau izinkan, mungkin aku akan memilih malaikat maut. Namun lagi-lagi aku yakin Kau menginginkanku mencabut tombaknya, walau dengan meninggalkan luka dan perih. Aku yakin Kau menginginkanku untuk terus berdiri walau harus dengan meringis kesakitan.

Aku tau aku terlihat bodoh di hadapan-Mu. Namun inilah aku yaa Rabb. Seorang renta yang masih memiliki mimpi untuk terus berlari, walaupun aku tau saat ini tongkat pancang yang menahan kakiku.

Yaa Allah... jangan pergi...

Aku membutuhkan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar