This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 17 Oktober 2010

Pertukaran

Dunia ini penuh dengan pertukaran. Mulai dari pertukaran sederhana antara panas-dingin hingga pertukaran kompleks seperti kepemilikan tubuh atas ruhnya. Semuanya serba bertukar. Seperti keniscayaan yang tak terbantah. Menggulung semua kestabilan. Mendinamiskan kemandegan. Memutar diam dalam pola perubahan rancak. Hingga genangan kehidupan ini terus-menerus beriak, bergelombang, dan bercipratan.

Mengapa manusia tak siap? Karena kebanyakan manusia ga’ tau, bahwa sudah waktunya hal tersebut bertukar. Logikanya sederhana. Seperti siang yang bertukar dengan malam, begitu juga sebaliknya, sesimpel itu. Tak ada yang mampu menghalangi pertukaran, kecuali Sang pencipta.

Kebanyakan manusia bertanya, “kenapa aku tua?”, “kenapa dia mati?”, “kenapa aku yang dahulu populer sekarang tidak?”, dan sebagainya. Jelas jawabannya, “sudah saatnya bertukar”. Sudah saatnya muda, hidup, dan populer bertukar dengan tua, mati dan marginal. Semua itu wajar.

Alangkah lucunya ketika kita meratapi siang dan malam. Lalu bertanya, “kenapa siang telah berakhir?”. Jelas siang berakhir karena sudah saatnya bertukar. Lantas mengapa mudah memahami siang-malam, tetapi sulit memahami pertukaran hidup, muda, dan populer. Aneh, logika yang sama persis tetapi butuh power yang lebih pada salah satunya. Manusia memang sering lupa.

Usaha manusia untuk mempertahankan dan menerobos garis pertukaran itu hanya akan memancing ketidak-beruntungan. Dampak-dampak negatif akan terasa karena perlawanan kodrat.