This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 24 Mei 2010

Kemungkinan Perubahan Pada Stakeholder Utama Akuntansi Keuangan

Pendahuluan




Peter Drucker mengatakan bahwa dunia bisnis di masa depan akan berada pada kondisi yang penuh dengan ketidak-pastian dan sangat bergolak. Kompetisi dalam kondisi ini menjadi sangat kuat dan ketat sehingga kesalahan yang bisa ditoleransi hampir ‘zero’. Keputusan-keputusan yang diambil dalam kondisi ini menjadi sangat menentukan nasib perusahaan. Sedikit kesalahan yang diambil akan menyebabkan peluang dan keuntungan bagi kompetitor yang begitu banyak dan memiliki competitive advantage yang lebih besar.

Konsumen menjadi raja yang benar-benar diperebutkan. Apapun kebutuhan konsumen harus dipenuhi. Jika konsumen menginginkan harga yang murah, kualitas baik, dan jaminan yang sustainable dari produk, maka perusahaan harus menyediakannya. Jika perusahaan gagal menyediakan maka kemungkinan besar, perusahaan akan gugur dalam pertarungan.

Era kecepatan seperti yang digembar-gemborkan pun ikut mewarnai kondisi bisnis ini. Era kecepatan adalah era di mana perubahan berlangsung sangat cepat dan tak terduga. Warna ini terasa lebih kental dengan hadirnya teknologi informasi. Kehadiran teknologi informasi menambah semarak kondisi bisnis karena setiap orang bisa dengan mudah membandingkan produk satu dengan produk lain, perusahaan satu dengan perusahaan lain, dan otomatis menambah ketat dan panas persaingan dan kompetisi dalam dunia bisnis.

Kondisi-kondisi seperti yang terjadi di atas telah mengubah segala hal, bahkan sampai tiap lekuk terkecil dari kehidupan sekalipun. Ini disebabkan karena dunia bisnis adalah dunia yang menjadi penyokong utama kehidupan manusia. Gugurnya sebuah perusahaan dalam kompetisi bisnis akan berdampak pada bertambahnya jumlah pengangguran dan ini tentu menjadi concern pemerintah. Begitu juga dengan konsumen yang membutuhkan informasi tambahan sehingga bisa menjamin sustainability produk yang dilempar ke pasar.

Jika segala hal dalam kehidupan terpengaruh oleh kondisi bisnis yang serba bergolak dan tak terduga, maka bisa jadi perubahan itu akan sampai pada akuntansi keuangan. Perubahan pelaporan dalam akuntansi keuangan tidak akan berubah karena rasionalitas yang digunakan tidak akan terpengaruh dengan kondisi kehidupan. Akan tetapi pelaporan keuangan akan berubah jika stakeholder utama dalam akuntansi keuangan berubah.

Dalam kondisi bisnis yang bergolak, contohnya konsumen, memegang peran yang sangat sentral dalam kehidupan. Kondisi ini membuka kemungkinan bagi adanya akun-akun khusus dalam laporan keuangan yang membuat konsumen yakin bahwa perusahaan yang menyuplai produk memiliki sustainability dalam bisnis.

Kebijakan dan standard akuntansi keuangan memang hanya ditentukan oleh FASB yang berarti pembentukannya adalah ‘up to down’. Akan tetapi seiring dengan kondisi bisnis yang kian bergolak, tidak menutup kemungkinan bargaining position konsumen meningkat bahkan sampai mampu mempengaruhi kebijakan yang diambil dalam proses penyusunan standard oleh FASB.

Isi



Definisi Stakeholder


Di dalam kehidupan bisnis, kata stakeholder tidak akan bisa dilepaskan karena merupakan bagian penting yang terdapat di dalamnya. Stakeholder sendiri memiliki bermacam-macam definisi yang kesemuanya memiliki kesamaan. Hanya saja, fokus dan penekanan yang berbeda memberikan ruang perdebatan mengenai apa itu stakeholder. Definisi stakeholder dalam beberapa literatur adalah sebagai berikut,

“Segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat.”[1]

A person having in his/her possession (holding) money or property in which he/she has no interest, right or title, awaiting the outcome of a dispute between two or more claimants to the money or property. The stakeholder has a duty to deliver to the owner or owners the money or assets once the right to legal possession is established by judgment or agreement.[2]

Person, group, or organization that has direct or indirect stake in an organization because it can affect or be affected by the organization's actions, objectives, and policies.”[3]

Dari ketiga difinisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa stakeholder sangat terkait dengan kepentingan. Artinya semua yang melandasi suatu pihak menjadi stakeholder adalah ada atau tidaknya kepentingan darinya yang terkait.

Stakeholder bermacam-macam, tergantung situasi dan kondisi. Pemerintah memiliki stakeholder utama, yaitu rakyatnya. Perguruan tinggi memiliki stakeholder utamanya yaitu mahasiswa.


Kemanfaatan akuntansi utama kepada investor dan kreditor


FASB menganggap bahwa stakeholder utama dari pelaporan akuntansi keuangan adalah investor dan kreditor (Harry I. Wolk). FASB menganggap bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang paling berperan dalam menentukan nasib perusahaan. Oleh karena itu pelaporan dalam akuntansi keuangan seharusnya menyediakan informasi utamanya berkaitan dengan kepentingan mereka.

Alasan lain yang mendasari adalah karena walaupun stakeholder lain juga memiliki andil dalam perusahaan, tetapi peran mereka sebenarnya hanya sebagai peran yang terimbas dari kepentingan investor atau kreditor. Contohnya, ketika pemerintah menginginkan informasi tentang pajak dividen, maka pemerintah seharusnya melihat pada investor. Begitu juga ketika pemerintah ingin tahu tentang tingkat bunga pasar, seharusnya menilai mempertimbangkan bunga pinjaman pada kreditor.

Lebih dari itu, kreditor dan investor dipandang sebagai supplier utama yang menyuplai nilai pada perusahaan. Alasannya karena jelas oleh investor dan kreditorlah perusahaan mendapatkan kapital sebagai sumber daya utama perusahaan. Kreditor dan investor mempunyai kepentingan untuk memastikan sumber daya yang mereka supply bisa digunakan dengan baik sehingga memberikan keuntungan balik bagi mereka atau tidak. Karena itulah mereka memerlukan informasi mengenai apa yang terjadi dalam perusahaan.

Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh kreditur dan investor tidak hanya dengan melihat laba yang dihasilkan oleh perusahaan, tetapi lebih dari itu. Kreditor dan investor memerlukan angka-angka dalam laporan keuangan untuk melihat secara dalam kondisi keuangan perusahaan. Contohnya bagaimana kreditor menggunakan rasio liquiditas untuk menilai keamanan meminjamkan cash pada perusahaan. Bagaimana investor juga melihat cash flow untuk meyakinkan dirinya bahwa perusahaan akan memberikan return yang baik di masa depan.

Walaupun begitu, investor memiliki peran yang paling banyak diakomodir dalam pelaporan keuangan. Hal itu disebabkan semata-mata oleh jumlah investor yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kreditor. Standard yang dibuat oleh FASB memang secara eksplisit dan implisit menuju pada penyediaan informasi terbanyak bagi investor.


Stakeholder yang berubah sesuai dengan kondisi dan keadaan


“Stakeholders are people who have some form of interest in the change, whether they are the targets of the change, managers or other interested parties. A lack of stakeholder management is one of the key reasons why change projects fail, so understanding them and ensuring they are addressed in all plans and activities is a critical activity.”[4]

Dalam kalimat ini ditemui pengertian bahwa penentuan fokus utama stakeholder mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kehidupan bisnis, dan tentu saja dampaknya akan sampai pada akuntansi keuangan. Kejadian ini bisa berlangsung jika kondisi dan situasi memang mensyaratkan hal tersebut.

Penetapan stakeholder yang sama padahal situasi dan kondisi telah berubah hanya akan menyebabkan kemandegan dan kekeliruan bagi kebijakan yang diambil. Dukungan stakeholder sangat diperlukan dalam menjamin bahwa proses yang direncanakan bisa berjalan dengan lancar.

Kita bisa mengambil contoh pada stakeholder perguruan tinggi misalnya. Penentuan stakeholder yang utama dalam perguruan tinggi akan sangat menentukan kebijakan, keberhasilan, dan lebih jauh dari itu proses pendidikan yang terjadi dan berdampak luas dalam masyarakat. Jika stakeholder utama dari perguruan tinggi adalah mahasiswa, maka segala kebijakan dan target keberhasilan akan mengacu kepada mahasiswa. Lebih jauh, hal ini akan membentuk struktur proses pendidikan pada ranah yang lebih luas seperti negara.

Berbeda jika perguruan tinggi menetapkan stakeholder utamanya adalah pemerintah. Maka kebijakan dan target keberhasilan pun akan mengacu kepada pemerintah. Begitu juga dengan dampak yang akan dihasilkan, akan sangat luas dan berdampak bahkan kepada kehidupan masyarakat.


Paradigma peter drucker tentang turbulensi dan kondisi bisnis yang bergolak


"The greatest danger in times of turbulence is not the turbulence; it is to act with yesterday's logic." (Peter Drucker)

Pernyataan Peter Drucker di atas memberikan kesan bahwa perubahan dalam bisnis menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini menjadi sebuah tolak ukur bagi cara menanggapi kehidupan bisnis di masa depan.

Keadaan bisnis yang serba bergolak dan serba kompetitif mensyaratkan cara pandang yang juga berbeda bagi setiap elemen kehidupan yang terkait di dalamnya. Cara pandang yang sama dalam menanggapi keadaan yang jelas-jelas jauh berbeda hanya akan menyebabkan kegagalan. Keadaan yang baru harus dihadapi dengan cara pikir baru. Hanya dengan itu, solusi dari sebuah permasalahan akan bisa terselesaikan dengan baik.

Setiap bagian kehidupan akan terpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perubahan kondisi bisnis ini. Termasuk akuntansi di dalamnya. Contoh perubahan yang paling kentara adalah mengenai definisi akuntansi yang berubah menjadi,

“kegiatan penyediaan jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuntitafif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik.”[5] (statements of accounting principles board no 4 thn (1970))

Kata ‘pengambilan keputusan’ adalah kata yang paling berperan dalam menentukan apa itu akuntansi sebenarnya. Artinya informasi akuntansi apapun itu seharusnya bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan bisa dilakukan oleh siapa saja dalam konteks akuntansi keuangan. Pemerintah, supplier, investor dan kreditor memiliki kepentingannya masing-masing dalam menentukan keputusan berdasarkan laporan keuangan.

Jika proses pengambilan keputusan ini dikaitkan dengan kondisi bisnis yang saat ini ada, maka perubahan cara pengambilan keputusan akan berubah. Hal ini disebabkan karena proses pengambilan keputusan berdasarkan informasi akuntansi dibentuk dari suasana atau keadaan bisnis yang tidak sama dengan keadaan bisnis yang saat ini ada.


Kemungkinan perubahan stakeholder utama pada akuntansi keuangan di masa depan


Saat ini akuntansi digunakan sebagai jasa penyedia informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh investor dan kreditor karena lingkungan bisnis menganggap bahwa investor dan kreditor merupakan pihak yang paling penting dalam dunia bisnis. Fokus ini bukan tanpa toleransi untuk diganti karena masalah ini seharusnya tidak kaku dan bisa mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan bisnis.

Kita bisa melihat betapa akuntansi berguna bagi keputusan investor dan kreditor saat ini. Akun-akun seperti dividen dan beberapa yang sangat menjadi concern investor dan kreditor ditempatkan dalam posisi yang sangat mudah untuk dilacak. Berbeda dengan akun-akun gaji yang berhubungan dengan buruh, atau harga jual barang yang bisa menjadi concern supplier dalam perusahaan retail begitu tersembunyi dalam laporan keuangan.

Seperti yang telah diulas, kondisi bisnis ke depannya memiliki karakter yang lebih keras dari kondisi bisnis saat ini. Segalanya berjalan cepat dan sangat kompetitif sehingga tida mentolerir kesalahan sekecil apapun. Dengan keadaan seperti ini, kekuatan utama dalam dunia bisnis tidak lagi berada di tangan investor dan kreditor, tetapi di atas tangan konsumen.

Jika konsumen memegang peran yang begitu penting dalam lingkungan bisnis, maka jelas kebutuhan konsumen seharusnya diakomodir secara penuh oleh berbagai pihak termasuk standard akuntansi keuangan. Konsumen di masa depan akan semakin pintar dan membutuhkan informasi yang bisa dipercaya terkait dengan perusahaan dari produk yang mereka gunakan sehari-hari. Konsumen membutuhkannya bisa jadi untuk mengetahui kondisi perusahaan sehingga bisa melihat kemungkinan sustainability produk yang mereka gunakan.

Tanpa adanya standard yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan mempersulit proses transaksi yang ada dalam masyarakat. Konsumen akan sangat bingung menentukan keputusan produk mana yang seharusnya mereka beli, apalagi jika ini terkait dengan sustainability. Konsumen tidak memiliki sumber informasi yang bisa mereka percaya seperti laporan keuangan.

Namun yang perlu diperhatikan adalah pergeseran fokus utama stakeholder bukan berarti penghilangan stakeholder yang lama. Investor dan kreditor tetap menjadi bagian penting di dalam lingkungan bisnis sehingga harus tetap menjadi pihak yang kepentingannya sangat diakomodir dalam laporan keuangan, akan tetapi seiring dengan kondisi bisnis maka memerlukan tambahan stakeholder utama yang kepentingannya harus diakomodir secara penuh, yaitu konsumen.

Penutup


“Change is the law of life. And those who look only to the past or present are certain to miss the future” (J.F. Kennedy)

Perubahan bisnis menggiring perubahan dalam berbagai bidang dalam kehidupan, tidak terkecuali akuntansi keuangan. Saat ini perubahan telah menggiring akuntansi manajemen dari akuntansi manajemen yang bersifat tactical menjadi akunatnsi manajemen yang bersifat strategik.

Tidak menutup kemungkinan bahwa akuntansi keuangan akan berubah seiring dengan perkembangan waktu. Perubahannya bisa saja hanya bersifat teknis, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa perubahannya akan bersifat fundamental dan sangat mendasar.

Salah satu yang menjadi concern perubahan adalah fokus utama stakeholder dalam pelaporan akuntansi keuangan. Di dalam standard SFAC dikatakan bahwa investor dan kreditor merupakan stakeholder utama yang kepentingannya paling diakomodir. Alasan utamanya karena investor dan kreditor merupakan pihak yang paling berpengaruh dalam lingkungan bisnis.

Namun dalam lingkungan bisnis yang baru, fokus stakeholder ini sudah sepantasnya bergeser kepada konsumen. Pergeseran kekuatan dari investor dan kreditor kepada konsumen sejalan dengan pemikiran peter drucker yang menganggap bahwa bisnis di masa depan akan menjadi sangat turbulence dan bergolak.

Referensi


Dodd, Rozycki, and I. Wolk, Harry. (2008). “Accounting Theory”.7th ed. Sage Publications Asia-Pacific.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemangku_kepentingan

http://legal-dictionary.thefreedictionary.com/Stakeholder

http://www.businessdictionary.com/definition/stakeholder.html

http://changingminds.org/disciplines/change_management/stakeholder_change/stakeholder_change.htm