Selasa, 30 November 2010

Kita tidak akan pernah bisa mengubah arah gravitasi. Seperti apapun usaha yang dilakukan. Seperti itu juga hati seseorang. Kita tak bisa memaksa. Hanya mampu melihat keadaan yang tak mungkin berubah.
Percuma mengatur hati seseorang, jika Allah tak menghendaki perubahan hatinya. Ya, karena Allah yang berwenang membolak-balikkan hati manusia. Manusia sama sekali tak punya daya. Sama sekali tak punya kekuatan.

Hal lain yang perlu diingat, bahwa kita tak pernah bisa sempurna. Kita, yang biasa menuntut seseorang untuk menjadi seperti yang kita harapkan, tak pernah sadar bahwa diri kita tak lebih baik untuk mengharapkannya. Ya, cermin itu berdebu, hingga bayangan diri kita tak jelas. Kita sulit melihat bayangan diri kita sendiri.
Kedua konsepsi ini memenuhi pikiranku. Poin pertama, seharusnya kita semua sadar, manusia punya kecenderungan, punya hal-hal yang disukai. Dan pasti manusia bergerak ke arah yang dia sukai, bagaimanapun caranya. Jika ada larangan dan hambatan, bukan berarti menyerah. Selalu ada jalan dan celah.
Poin kedua, manusia tak pernah sempurna. Begitu juga diri kita. Sungguh tidak pantas membuat orang lain berlaku seperti yang kita inginkan. Selain percuma, karena pada dasarnya dia akan bergerak menuju hal-hal yang dia sukai walaupun kita tak menyukainya, juga karena kita seharusnya sadar bahwa kita tak cukup baik.

Kau tau aku tak suka, tapi tetap kau lakukan.
Apalagi yang harusnya aku bilang?
Percuma marah.
Kau punya kesukaan.
Kubuatkan dinding pun, kau kan mencari celahnya.
Mungkin lewat celah yang tak kuketahui.
Lagipula aku tau, aku tak sempurna.
Memalukan jika aku membatasimu.
Bahkan aku tak punya kebaikan seperti yang kau sukai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar