Minggu, 05 September 2010

19/5/2010

Mulai menulis lagi, setelah beberapa saat aku berhenti meletakkan gagasan di atas tinta. Aku hanya sakit hati dengan kata, aku kecewa. Dia tak meluncur sebaik aku memikirkannya. Jika aku tak sabar, sudah kumaki saja dia.

Tapi mungkin aku terlalu jahat, menyalahkan sebuah kata yang suci dan tak bernoda. Sesungguhnya, akulah yang salah. Aku yang tak bisa mengerti apa kemauan kata, hanya memikirkan diriku sendiri, dan memaksakan keinginanku terhadap kata.

Maafkan aku kata, Insya Allah, aku ingin berubah. Aku ingin memperlakukanmu murni sebagai kata.

Hari ini aku cukup terenyuh, dengan sebuah kejadian yang luar biasa. "The saftier of the day".

Seorang cewek, yang seharusnya aku yang berada dalam posisi itu. Malu aku mengatakan diriku seorang leader, jika untuk menanggung kesalahan dan bertanggung jawab terhadap kesalahanku saja aku tak berani.

Mungkin memang benar, tak semua asrama kepemimpinan mampu menjadikan pesertanya sebagai leader. Karena leader is a journey. Leader hanya mampu tercipta dari tempaan alam yang sejati.

Tak sistematis. Mungkin karena ini murni begitu saja terurai dalam lembar demi lembar pikiran spontanitasku. Yah, pembaca pasti bingung membacanya, tapi jujur, inilah aku.

Ingin menjadi aku yang sebenarnya. Aku yang lepas, bebas, dan mampu mengaktualisasikan diri. Tanpa pressure dan tuntutan menjemukan.

Jadi diri sendiri memang tak semudah membalikkan telapak tangan, begitu juga menjadi orang lain. Keduanya berat, karena satu pihak begitu jujur dan di sisi lain penuh dengan kebohongan.

Satu yang pasti adalah, tetap berjalan bagaimana pun keadaan yang menyertai.

Hingga Allah sendiri yang menetapkan bahwa kita harus berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar