Kamis, 20 Januari 2011

Galakkan Keamanan Berkendara!

Masalah lalu lintas merupakan masalah penting bagi bangsa Indonesia. Dalam bidang ekonomi contohnya, lalu lintas (yang merupakan bagian dari masalah transportasi) berperan besar dalam menyokong iklim investasi yang baik. Ketertinggalan dan manajemen lalu lintas yang kurang baik akan menimbulkan high cost economy. Dampaknya akan mempersulit dunia usaha untuk berkembang, khususnya UMKM yang banyak menggunakan lalu lintas jalan sebagai media transportasi dan product supply.

Namun ternyata lalu lintas jauh lebih besar dari sebuah masalah ekonomi. Lalu lintas yang buruk menimbulkan masalah bagi semua orang yang ada dalam wilayah tersebut. Sejatinya, jalan merupakan milik bersama. Setiap orang yang tinggal di Indonesia pasti memiliki hubungan yang sangat dekat dengan jalan. Jika bisa dihitung, berapa lama waktu yang anda gunakan untuk ‘berinteraksi’ dengan jalan dalam sehari? Bisa satu hingga dua jam. Di kota-kota besar seperti Jakarta bisa lebih dari itu, bisa 5-6 jam dalam sehari mereka habiskan di jalan. Berapa jam dalam sebulan? Berapa jam dalam setahun?

Sekali lagi saya katakan, setiap orang memiliki keterkaitan kuat dengan jalan. Mulai dari pebisnis, pengacara, dokter, guru, mahasiswa, siswa sekolah, atau apapun profesinya. Semua punya keterkaitan yang kuat dengan jalan. Kekacauan yang ada di jalan akan berakibat besar atau kecil pada setiap profesi yang telah disebutkan.

Kisah Sedih Lalu Lintas Indonesia

“Jumlah Kecelakaan, Korban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 1992-2008” menyebutkan bahwa kondisi sistem per-lalu-lintasan Indonesia makin memprihatinkan. Data jumlah kecelakaan pada tahun 2008 berjumlah 59.164 kasus, naik sekitar 197% dari tahun 1992 yang jumlah kecelakaannya 19.920 kasus. Dari sumber lain didapatkan bahwa mayoritas kecelakaan yang terjadi adalah kecelakaan sepeda motor.

Jika dilihat trendnya, angka kecelakaan di Indonesia masih sedikit fluktuatif di angka 12.000-19.000 kasus di tahun 1992 hingga 2004. Namun pada tahun 2005 jumlah kecelakaan meningkat drastis mencapai 91.623 kasus dengan korban terbanyak tergolong luka ringan berjumlah 51.556 kasus. Angka tahun 2005 juga akhirnya merupakan angka jumlah kecelakaan tertinggi periode 1992-2005. Paska 2005, jumlah kecelakaan bertahan di angka 40.000-an ke atas.

Jika melihat data yang dilansir oleh BPS, bukan hal yang mustahil kiranya menurunkan kembali angka jumlah kecelakaan hingga berada di bawah 19.000 kasus. Bahkan jika melihat peringkat antar negara dari tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas, Indonesia masih cukup baik dengan road fatalities per 100.000 inhabitants per year sebesar 16,1 (berada di zona tengah/tingkat keparahan sedang di seluruh dunia)[2]. Persoalannya, mulai darimana memperbaikinya?

‘Biang Kerok’ Kecelakaan Lalu Lintas[3]


Sumber: Swerve

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan fakta bahwa 83% penyebab utama kecelakaan adalah Human Error. Sementara diikuti oleh faktor kendaraan sebanyak 9% dan faktor lingkungan sebanyak 8%. Artinya minimalisir angka kecelakaan bisa dilakukan dengan sangat mudah jika kita semua concern dengan masalah ini. Cukup dengan berhati-hati, mematuhi peraturan, dan senantiasa mengutamakan safety riding di jalan.


Sumber: Swerve

Fakta yang menarik adalah pria jauh lebih memiliki peluang untuk mengalami kematian dan kecelakaan di jalan ketimbang wanita. 76%  kematian akibat kecelakaan di jalan dialami oleh pria, sementara wanita hanya 24%. Ini menunjukkan besarnya faktor psikologis dalam menentukan kemungkinan kecelakaan yang terjadi. Pria memang dikenal lebih aggresif dibanding wanita.


Sumber: Swerve

Masalah waktu terjadinya kecelakaan ternyata seringkali terjadi di malam hari dan terjadi di hari libur seperti sabtu dan minggu. Kecelakaan paling sering terjadi dari jam 3 sore hingga jam 9 malam. Waktu-waktu ini memang merupakan waktu-waktu sibuk dimana siswa pulang sekolah dan karyawan pulang dari kantornya. Kondisi di mana jalan penuh sesak oleh kendaraan dan psikologis pengemudi labil karena capek bisa menyebabkan kemungkinan kecelakaan meningkat pada jam-jam seperti ini.


Sumber: Swerve

Handphone dan alkohol juga memiliki peran besar untuk memunculkan kecelakaan yang terjadi. Di Indonesia, bukan hal yang aneh melihat seorang pengendara bermotor mengendarai sepeda motor sembari sms-an. Dari penelitian bahkan diketahui bahwa 21% kecelakaan disebabkan oleh penggunaan handphone dikala menyetir, logikanya jika mobil saja persentasenya begitu besar apalagi untuk motor. Sementara peran alkohol menurun dari 1982, walaupun masih memiliki peran sebanayk 32% untuk kasus kecelakaan lalu-lintas.

Konklusi

Dengan melihat data-data yang dijabarkan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam safety riding:
  1. Selalu bersikap hati-hati dalam mengendarai kendaraan bermotor. Faktor human/psikologis sangat berperan dalam memunculkan kecelakaan lalu-lintas. Kendarai motor sewajarnya dengan mengikuti papan maksimum kecepatan yang dipasang di pinggir jalan. Implementasikan juga kehati-hatian itu pada alat-alat yang wajib digunakan seperti helm, 2 spion, dan lain-lain.
  2. Cek kesiapan kendaraan untuk dikendarai sebelumnya. Faktor kendaraan walaupun sedikit juga menentukan tingkat kecelakaan yang terjadi.
  3. Waspadai waktu-waktu berbahaya dalam berkendara, yaitu jam 3 sore hingga jam 9 malam. Atur kecepatan lebih hati-hati pada jam-jam tersebut.
  4. Jangan pernah menggunakan handphone dan meminum alkohol dalam berkendara. Kedua benda ini cukup memberikan peran signifikan dalam kecelakaan lalu-lintas.

Hidup ini hanya sekali. Sewajarnya kita menggunakan hidup yang cuma sekali ini untuk melakukan yang terbaik. Sangat disayangkan jika hidup yang cuma sekali akhirnya berakhir sia-sia di tengah jalan. Salam safety riding!

5 komentar:

  1. yo yoi bro..ni mengingatkan kita pentingnya berkendara yg baik..cz udah terlalu banyak angka kematian karena laka lantas..

    BalasHapus
  2. Setuju dengan penyebab kecelakaan terbesar adl krn Human Error... Sayangnya alih-alih mengintropeksi diri kita malah sibuk mencari-cari pembenaran dgn menyalahkan orang lain, fasilitas, atau pemerintah..

    BalasHapus
  3. Masalah handphone sbg penyebab juga setuju,, pernah ngerasain sendiri,, nyaris,, tp alhmdulillah nggak terjadi apa2,, so,, be careful friend..

    tp paling kesel klo ngeliat pengendara lain suka jalan zig zag,, bahaya banget,, mungkin mereka nunjukin keahlian mereka ngendarai kendaraan, tapi d sisi lain, membahayakan pengendara lain,,

    soo,, kudu jaga kesabaran & sikap saling menghormati selama berkendara,,, ^_^ Safety riding..

    BalasHapus
  4. "Namun ternyata lalu lintas jauh lebih besar dari sebuah masalah ekonomi.",ada kata yang kurang,jadi bingung, trus sama korelasi kalimat setelahnya belum begitu nyambung cu,menurutq c masih bisa diperluas lagi..
    "Pria memang dikenal lebih aggresif dibanding wanita.", disarankan ketika berkendara buang jauh sifat kesombongan,tinggi hati n pengen dipuji =P
    gambarnya banyak bgt cu,gede2 lagi,g kbanyakan ya?aq gtw c, i just my comment...kayake aq telat komen ya...afwan

    BalasHapus
  5. makanya kalo buat SIM jgn nembak... taati birokrasi dan prosedur yg ada...

    untuk mengurangi kecelakaan berkendara dgn cepat adalah dgn menaikkan pajak kendaraan yg tinggi.. Beri Harga BBM yg tinggi (dengan syarat keuntungan penjualan BBM dikembalikan untuk rakyat. dalam hal ini pembanguna infrastruktur, pendidikan, dsb). Subsidi untuk mass transport. buat infrastruktur mass transport yg bagus..
    kemudian ditambah juga dgn kesadaraan akan rambu2 lalu lintas. dan klo nyebrang jalan lwt zebra cross atau jembatan penyebrangan.

    BalasHapus