Rabu, 16 Juli 2008

Bergaul atau Menjaga Diri

Masih tersimpan diingatan kita bagaimana cerita tentang seorang Bill Gates yang dahulu berhasil menjual Operating System yang tidak diketahui sama sekali menjadi sebuah Operating system yang mendunia saat ini. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa inti keberhasilan Bill Gates sebenarnya adalah kemahirannya bergaul dengan orang lain. Pendapat tersebut ada benarnya, sebuah buku berjudul “Bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain” karya Dale Carnegie menyebutkan bahwa keberhasilan bisnis seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mempengaruhi lawan ataupun kawan. Buku yang mulai terbit sejak tahun 1953 dan terus naik cetak sampai sekarang tersebut jelas tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya, apalagi buku tersebut sudah sering mendapat penghargaan best seller. Ada lagi sebuah buku “Cash Flow Quadrant” karya Robert T. Kiyosaki yang menyebutkan bahwa kepandaian pebisnis sebenarnya terletak pada kemampuannya mengendalikan system dan orang, lagi-lagi berhubungan dengan orang. Ada banyak buku-buku lain yang menyebutkan bahwa kemampuan bergaul, mempengaruhi, & bernegosiasi memang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbisnis. Banyak fakta-fakta yang menunjukkan bahwa hal ini memang terjadi, salah satu contoh kisah: Perusahaan Kodak, dahulu perusahaan Kodak ketika awal berdiri melakukan taktik negosiasi dan mempengaruhi market leader dan customer ketika ingin memasuki pertama kali pasar Jepang yang sudah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar. Kodak saat itu berpikir bahwa tidak mungkin menyerang market share secara frontal dan menantang para market leader dengan amunisi yang terbatas. Dengan dasar pemikiran dan sudut pandang seperti itu Kodak melakukan pendekatan lain untuk menyerangnya dengan taktik diplomasi. Hasilnya bisa dilihat saat ini Kodak mempunyai posisi yang setara di mata customer dengan perusahaan besar yang sudah ada di Jepang.


Masih banyak sebenarnya kisah yang bisa dijadikan contoh bahwa memang kemampuan bergaul sangat dibutuhkan dalam kehidupan bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas perlu diingat bahwa tidak hanya dalam kehidupan berbisnis sebenarnya kemampuan ini diperlukan. Di setiap lini kehidupan kemampuan ini sangat diperlukan. Contohnya dalam lingkup keluarga, sebuah keluarga akan berjalan dengan baik ketika terjadi ikatan dan hubungan yang terjalin antara setiap anggota keluarga. Jalinan hubungan ini hanya bisa terbentuk ketika seorang orang tua bisa bergaul dengan anak-anak mereka dan sebaliknya anak-anak mampu bergaul dengan orang tua mereka. Contoh lain, sebuah Negara akan bersatu, tenteram dan damai ketika setiap warga bangsa yang ada di dalamnya mampu bergaul dengan baik antar sesamanya. Kemampuan ini secara mutlak seharusnya dimiliki oleh manusia dalam tujuannya menuju kesuksesan. Manusia adalah makhluk social yang kodratnya sangat memerlukan orang lain dalam kehidupannya.


Namun semangat untuk belajar bergaul dan berkawan tersebut sepertinya untuk saat ini harus dikaji lebih mendalam. Jika dilihat saat ini pergaulan-pergaulan yang ada sangat rentan untuk membuat seseorang kehilangan impian-impiannya dan tujuan-tujuannya. Alih-alih ingin kemampuan berbisnisnya berjalan lancar tapi ternyata malah menghancurkan impiannya. Mungkin tidak semua dari pergaulan yang ada saat ini bisa disimpulkan seperti itu. Masih banyak pergaulan-pergaulan yang sebenarnya mampu menjadikan kita lebih baik. Akan tetapi sayangnya pergaulan seperti itu masih kalah banyak dari pergaulan yang kurang baik. Banyak di antara kita terjebak di dalam sebuah lingkungan yang membuat kita jadi lebih buruk dari sebelumnya. Kita terpengaruh dan ikut arus dalam keadaan lingkungan seperti itu. Karena itulah seharusnya kita perlu sebuah pemikiran waspada dan menjaga diri agar tidak terpengaruh hal tersebut. Seharusnya kita sadar bahwa kita harus menjaga impian-impian kita, dan tujuan-tujuan kita dari segala hal yang bisa merusaknya.


Sebagai ilustrasi, ada seorang mahasiswa yang jauh-jauh datang dari luar kota untuk belajar dan menuntut ilmu. Pada awalnya ketika dia masih berada di daerah asalnya dia mempunyai mimpi-mimpi dan semangat yang membara untuk menjadi orang yang sukses. Dia mengatakan pada semua orang bahwa dia akan berjuang dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Namun ketika dia sudah menjalaninya, dia berada pada sebuah lingkungan yang membuatnya melupakan mimpi-mimpinya. Dia menjadi semakin buruk dan akhirnya mengecewakan orang tua yang sudah membiayainya dan sangat berharap kepadanya. Hati seorang manusia sangat mudah terbolak-balik. Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya upaya untuk menjaga diri ini dan waspada terhadap segala hal yang mampu mempengaruhi kita ke arah yang buruk.


Seorang manusia sudah seharusnya memiliki visi dan misi yang dia pegang untuk menjadikan segala tindakannya memiliki tujuan. Seorang manusia sudah sepantasnya terus memiliki semangat untuk menjadi lebih baik. Pada suatu saat saya sempat terenyuh ketika diberi pertanyaan tentang, Mengapa Allah masih menghidupkan kita sampai sekarang. Jawabannya menurut saya adalah karena Allah percaya pada kita bahwa kita mampu menjadi lebih baik dari sekarang dan mampu menjadikan lingkungan kita menjadi baik. Jika kita tidak mampu menjadikan lingkungan kita menjadi lebih baik atau minimal membuat diri kita menjadi lebih baik, kenapa Allah masih menghidupkan kita juga. Se-sayang itukah Allah pada kita?? Apakah kita tidak malu sudah membohongi-Nya?? Bergaul memang penting karena kemampuan itu sangat menentukan apakah kita bisa mencapai tujuan kita atau tidak, tetapi menjaga diri agar tujuan dan impian kita tidak rusak jauh lebih penting. Percuma jika kita mempunyai kemampuan bergaul yang cukup baik tetapi dengan tumbal impian-impian kita yang hilang. Memang ada trade off antara bergaul dengan menjaga diri. Akan tetapi dengan semangat untuk menjaga impian itu, sebenarnya sikap menjaga diri dari segala pengaruh-pengaruh yang buruk tidak akan ber-trade off dengan semangat kita untuk bergaul dengan orang lain. Tinggal bagaimana kita bersikap dan memegang teguh prinsip, tujuan, dan impian yang telah kita tulis di sanubari kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar