Selasa, 19 Juli 2011

Untukmu Sahabatku






Waktuku senggang, pun sudah sangat lama tidak menulis. 6 bulan ini fokus kugunakan untuk menulis skripsi sambil mengulang kuliah. Daripada menganggur menunggu beberapa hari menuju magang, lebih baik kutuliskan beberapa pikiran yang melintas.

Banyak bayangan-bayangan yang muncul di pikiranku beberapa minggu terakhir. Wajar saja, beberapa minggu ini mayoritas tidak ada tugas berat. Seperti fase ‘menghirup nafas’ buatku. Paska 6 bulan berlari hingga membuatku tidak sempat nonton tivi.

Bayangan yang muncul persis seperti kalo kita naik kereta. Sambil melihat ke luar jendela, di mana sawah, pepohonan yang berbaris, rumah-rumah penduduk, mbok-mbok penjaja kacang dan pisang rebus cepat berganti mengikuti kecepatan kereta. Kata orang si melamun. Terbayang kehidupan kita, kondisi kita, keadaan orang-orang terdekat kita, bahkan masa lalu mungkin.

Seperti itu pula aku sekarang. Di tengah petak kamar 5 x 4, dengan suara mesin kipas laptop tuaku. Tiba-tiba teringat kalian kawan. Beberapa saat tadi baru melihat video-video itu. Yang rada-rada ga normal tapi kok, selalu ga bikin bosen.

Ada video semester 1 pas pertama kali temen-temen jogja dapat kunjungan anak-anak semarang. Ada juga video main-main ke parangtritis, pantai depok, dan sebagainya. Yang nggak terlupakan, selalu dan selalu, momen lebaran jadi momen buat ketemu bareng.
Momen itu, udah jadi ‘dulu’. Entah setahun atau beberapa tahun yang lalu. Yang jelas masih cupu-cupulah. Nggak kayak sekarang yang kata seorang temen dah pantes gendong anak. Wkwkwk.

Kata orang ga bagus selalu melihat ke masa lalu. lebih baik kita memikirkan hari ini, dan masa depan. Nah, mari kita berpikir, seperti apa ‘kita’ hari ini dan ‘kita’ nanti.

Semakin hari semakin bertambah umur kita. Jika diibaratkan dalam fase kehidupan manusia, maka bisa jadi fase kita saat ini adalah fase-fase terkuat, di mana ustd. Hasan Al-Banna menjulukinya dengan pemuda. Fase di mana potensi terbaik dari diri kita sudah muncul dan akan tenggelam pada fase selanjutnya.

Maka wajar jika aku melihat perubahan yang terjadi pada diri temen-temen. Jelas sekali kedewasaan, kematangan , kecerdasan dan keberanian mulai muncul dan membentuk karakter yang berbeda dari diri temen-temen. Ah, luar biasa memang. Sungguh karunia tiada tara bisa melihat  perkembangan orang-orang terdekat kita. Dan dengan cara itu Allah mengajari kita untuk belajar meneladani kebaikan-kebaikan, termotivasi, dan saling mengingatkan. Subhanallah.

Jelas sekali kawan, kita lahir dari rahim yang berbeda. Terdidik dalam budaya keluarga yang berbeda. Dan unggul dalam karakter yang berbeda satu sama lain. Beberapa kawan tumbuh dalam nuansa humoris, sehingga keberadaannya selalu membuat orang lain jadi gila. Tingkah lakunya aneh-aneh, kadang nyeleneh, dan bikin orang ngelepeh. Sangking gilanya.

Beberapa yang lain tumbuh dalam nuansa teduh, tenang, melankolis, hingga keberadaannya membuat orang lain selalu bermuhasabah. Seringkali hal-hal penting tentang orang tua diingatkannya, sehingga air mata kita jatuh luluh karena seringnya khilaf dalam menghargai pengorbanan mereka.

Ada pula yang tumbuh dalam kondisi ketegasan. Hingga keberadaannya menjadi pembeda Haq dan Bathil. Dia menjadi batas-batas toleransi dan selalu menjadi teladan dalam konsistensinya.

Indah sekali bisa melihat karakter yang tertakdir berbeda tumbuh dalam karakternya masing-masing dan menyatu dalam satu ikatan ukhuwah. Persis seperti warna-warni yang terlihat bertabrakan, namun menjadi pola yang luar biasa ketika tertuang di atas kanvas.

Kawan, waktu ini terus berjalan, berlari bahkan, sangat kencang. Hingga ketika kita sadar, kita benar-benar akan terkejut. Ternyata sudah banyak sekali waktu yang terlewat dengan banyak target hidup yang lepas. Dan alangkah kecewanya, ketika kita sadar bahwa tidak ada jalan untuk kembali, pilihannya hanya terus menjalani hidup dengan menambal lubang-lubang yang kita tinggalkan di masa lalu.

Mungkin kita pernah berpikir, bahwa kekecewaan yang kita alami sekarang, adalah akibat kesalahan yang kita buat di masa lalu. Terlambat skripsi mungkin, Ipk tidak sampai target, dan lain sebagainya adalah hasil dari ketidakmaksimalan yang kita lakukan di masa lalu. Maka jangan sampai, di masa depan kita merasakan kekecewaan yang kita rasakan sekarang, karena kita nanti sadar bahwa itu adalah hasil apa yang kita lakukan sekarang.

Berjuanglah kawanku. Tidak ada yang salah memulai sejak saat ini. Jika pun banyak orang berkata sudah terlambat, maka ingatlah, bahkan seorang pembunuh yang sudah membunuh 99 orang plus 1 rahib saja masih diperkenankan untuk bertaubat dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Ingat kan kisah itu?

Berusahalah yang terbaik. Jangan ada lagi bolos kuliah itu, titip absen itu, ketiduran itu. Bersemangatlah mengejar mimpi-mimpi kita yang juga adalah mimpi-mimpi orang tua kita. Kata seorang teman, cobalah lihat wajah kedua orang tua kita, keriput mulai jelas terlihat. Uban itu juga semakin banyak. Kata orang itu adalah tanda bahwa malaikat maut telah mendekat. Maka bersemangatlah kawan. Kita semua tentu ingin memberikan yang terbaik pada mereka berdua sebelum mereka di tempatkan Allah dalam surga-Nya kan?

Pun juga beberapa kawan telah berhasil melampaui jalur pendidikan formal. Beberapa sudah diberikan Allah impiannya, sementara sebagian yang lain masih berjuang dengan ikhtiar-ikhtiar terbaiknya. Maka teruslah berjuang kawanku. Karena kehidupan ini adalah proses yang tidak akan pernah berhenti. Segala senang dan sedih itulah yang membentuk diri kita. Terus menerus ditempa, direndam, dibakar, terus menerus, hingga Allah cukup yakin bahwa diri kita telah menjadi pedang yang tajam. Pedang-pedang Allah. Pedang-pedang surga.

Jangan pernah merasa cukup kawan. Karena tujuan kita bukan hanya sekedar dunia, tetapi tempat liburan terindah itu. Tempat liburan di mana kita bisa makan apa aja yang enak-enak dan tidak pernah kita rasakan di dunia. Sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Bidadari/bidadara yang tidak pernah tersentuh satu pun tangan manusia, dan keindahannya tidak pernah kita lihat di dunia. Baju-baju yang terbuat dari sutera berwarna hijau. Tempat minum berupa cawan yang berasal dari emas. Dan istana yang indah yang Allah persiapkan untuk kita.

Di sanalah tujuan kita kawan. Di sana...

Alangkah indahnya kawan jika kita bisa berkumpul di sana. Berkumpul bersama orang tua kita, adik-adik dan kakak kita, saudara-saudara seperjuangan kita, dan kalian semua.

Kita berkumpul dalam suasana bahagia. Kebahagiaan yang hakiki, yang kekal. Karena di sana kita selalu muda. Di sana kita tidak dituntut untuk kuliah, ngerjain tugas, nyari kerja, psikotes, lembur, dan sebagainya. Ga perlu itu semua. Di sana kita tinggal senang-senang kawan. Terus menerus senang, tanpa ada kesedihan, tanpa kesepian, tanpa perpisahan. Ah... indahnya... Subhanallah..

Mungkin aku sendiri kadang down, seperti perkataan Rasulullah, bahwa iman itu yazid wa yanqus, iman itu naik turun. Maka ya secara manusiawi ya bolehlah sesekali bercandaan, nggangguin, nempeleng, dan sebagainya, dalam rangka mempererat ukhuwah dan melepas penat. Akan tetapi tetap, setelah senang-senang itu, kembalilah, dalam pergelutan keringat, buku, kertas kerja dan segala rupanya.

Kembalilah berjuang kawan... berjuang dengan kemampuan terbaik yang kita miliki. Demi impian orang-orang yang menyayangi kita, orang tua kita, saudara kita, kakak adik kita dan sahabat kita. Demi tempat liburan terindah itu, surga.

Insya Allah...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar