Kamis, 19 November 2009

Buku dan Tulisan dalam Gerakan Pembaharu Gerakan Perubahan

Begitu kuatnya pengaruh sebuah bacaan dalam proses perubahan, sampai-sampai ada sebuah pepatah yang mengatakan: “jika ingin merubah seseorang maka ubahlah terlebih dahulu buku-buku yang dia baca.” Pernyataan ini membawa kesan yang sangat dalam tentang arti penting buku dalam kehidupan manusia. Buku yang sering dilihat hanya berupa kumpulan kertas dengan tinta yang terurai di atasnya ternyata memiliki sisi lain yang luar biasa, yang ternyata sangat dahsyat dan berpengaruh dalam peradaban manusia.

Tidak akan ada satu pun yang menampik, bahwa perubahan sikap dan cara pandang manusia-manusia luar biasa di dunia ini tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman dan fakta yang sering tidak sesuai dengan idealita yang ada di pikirannya, tetapi juga seringkali dipengaruhi oleh buku-buku apa saja yang dia baca. Che Guevarra, seorang legendaris dari Cuba mulai berubah sejak dia merasakan kondisi yang tidak ideal di negaranya. Akibat dari hal itu, dia memutuskan untuk mulai mengelilingi Amerika Latin untuk mengetahui fakta tentang negaranya. Alhasil dia terkejut karena menemui banyak sekali fenomena-ketidak adilan di kawasan Amerika Latin. Kegelisahan pun muncul dalam diri anak muda dari Cuba tersebut, walaupun dia tidak tahu persis tentang apa masalah mendasar dari negaranya. Ketika pulang dari berkelana, dia mulai membaca berbagai macam buku yang sangat dekat dengan pemikiran kiri. Hasilnya, dia memiliki kesimpulan bahwa ketidak-adilan, kemiskinan, kesengsaraan bangsanya sebenarnya menyentuh aspek yang paling fundamental, yaitu permasalahan pada sistem hidup liberal yang dianut negaranya.

Kita bisa melihat bahwa kombinasi dari buku dan kesenjangan yang terjadi antara idealita dan realita bisa merubah seseorang begitu hebatnya, sampai-sampai perubahan itu tertanam tajam dalam alam bawah sadarnya dan membuat seorang Che berani untuk melakukan perubahan. Itu pula yang terjadi dengan banyak manusia hebat di dunia ini. Manusia-manusia seperti Hasan Al-Banna, Karl Marx, Adam Smith, Napoleon Bonaparte, Adolf Hitller dan sebagainya pasti memiliki sebuah buku pegangan yang mengubah cara pikir dan sikap hidupnya. Dan akhirnya, mereka pun menulis pemikiran mereka secara murni seperti orang-orang yang menginspirasi mereka dan membuat lebih banyak lagi orang-orang dengan pemikiran yang sama seperti mereka.

Buku-buku kuat yang bisa mempengaruhi  itulah yang kurang dimiliki bangsa ini. Pemikiran-pemikiran Che Guevarra, Hasan Al-Banna, Adam Smith, dan manusia-manusia itu memang sangat kuat, tetapi tidak akan cukup kuat dalam merubah aksi-aksi gerakan perubahan di Indonesia. Penyebab utamanya jelas adalah perbedaan kondisi dari sang ideolog dengan pembacanya yang akhirnya berdampak pada sebatas perubahan mindset tanpa aksi konkret yang aplikatif. Dampaknya adalah aksi-aksi dan gerakan perubahan pun terkungkung dalam batas pemikiran yang kuno dan tidak relevan diterapkan saat ini.

Itulah penyebab gerakan-gerakan perubahan di negeri ini masih saja mengarah kepada aksi-aksi frontal yang cenderung politis dan kurang populis. Era baru dan zaman baru telah datang di negeri ini. Kondisi represif yang terjadi sebelum 1998 sudah tidak lagi terjadi. Saat ini bangsa Indonesia bebas meluapkan pemikirannya dan tidak akan ada yang melarang untuk mengkritisi pandangan siapapun di negeri ini. Hal ini seharusnya dilihat sebagai faktor yang sangat menentukan jalan perubahan yang akan digunakan, sehingga aksi-aksi perubahan tidak lagi jumud, tidak relevan, dan akhirnya mandeg dalam kebingungan.

Gerakan perubahan saat ini memiliki peran yang cukup berbeda dengan gerakan perubahan sebelum 1998. Peran gerakan perubahan saat ini bukan lagi mengurusi masalah perebutan ‘kemerdekaan’, tetapi lebih berat dari itu, yaitu mengisi ‘kemerdekaan’. Jika gerakan-gerakan perubahan sebelum 1998 menggunakan sarana jalanan dan aksi-aksi politis untuk merubah ketidak-adilan, maka sudah saatnya sekarang aksi-aksi itu bergeser kepada aksi inspiring. Alasan utama dari keharusan pergeseran ini karena jelas tujuan jangka pendek yang ada sangat berbeda dengan aksi-aksi sebelum 1998. Jika sebelum 1998 aksi-aksi gerakan perubahan bertujuan untuk menggulingkan rezim dan mengangkat penghargaan terhadap pemikiran dan perbedaan, maka setelah 1998, aksi gerakan perubahan seharusnya mengarah kepada pendidikan besar-besaran terhadap jiwa dan akal bangsa Indonesia yang pasti akan sangat berhubungan dengan dunia penulisan.

Perubahan adalah sebuah kepastian. Masalahnya tinggal dimana keberadaan seseorang dalam perubahan tersebut, bisa sebagai penonton perubahan, bisa sebagai prajurit perubahan, atau bisa juga sebagai panglima perubahan. Era telah berganti, dan gerakan perubahan pun juga butuh sebuah pembaharuan. Gerakan penulisan dengan produk buku-buku yang cukup kuat memiliki peran yang jauh lebih besar saat ini karena akan berfungsi sebagai sarana-sarana pendidikan bagi bangsa Indonesia. Tulisan-tulisan yang kuat akan membentuk pemikiran dan kepribadian seseorang sehingga mendorong orang lain juga menuliskan pemikirannya. Akselerasi produk-produk penulisan tersebut bak bola salju yang menggelinding, makin lama makin besar, makin cepat, dan makin kuat dan akhirnya cukup mampu mendobrak dinding batu yang kokoh.

Upaya pembaharuan membutuhkan kesinergisan dan koordinasi yang baik. Jika tidak, maka keburukanlah yang akan menjadi pemenang dalam pentas kehidupan. Wadah seperti FLP bisa menjadi jalan baru bagi pembaharuan ini. Hal ini selaras dengan pepatah yang mengatakan, “Kebaikan yang tidak terkoordinir akan kalah oleh keburukan yang terkoordinir”. Perubahan peran ini bukanlah hal yang cukup mudah dan sepele dilakukan. Jumlah dua ratus juta rakyat Indonesia tidaklah sedikit. Ditambah lagi dengan gempuran berbagai media dengan budaya-budaya ala kebarat-baratan yang dibawanya. Jika melupakan pentingnya koordinasi, sinergisitas, dan persatuan, gerakan pembaharu ini akan kandas tanpa makna melawan gerakan keburukan yang jauh lebih terkoordinir.

3 komentar:

  1. heii ada blognya nova... (komen g nyambung)

    BalasHapus
  2. :) nice! great!
    keajaiban dari sebuah tulisan, bisa mbuka hati & pikiran bahkan merubah kehidupan..

    huuaaa...
    subhanallah.. :)

    BalasHapus