Senin, 04 Januari 2010

Keluarga Muslim Sebagai Pondasi Masyarakat Muslim

Dalam proses pendidikan seorang manusia, ada sebuah tempat belajar terindah yang setiap orang memilikinya. Tempat dimana ruang-ruang kelasnya hanya terdiri dari beberapa orang, dan tentunya tidak sebesar kelas-kelas formal di sekolah. Di dalamnya tidak terdapat raport sebagai media pengukur kemampuan setiap peserta didik, yang ada hanya kasih sayang dan kesabaran 2 orang pria dan wanita. Buku-bukunya tidak wajib ada, yang ada hanya konsistensi luar biasa untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Kurikulumnya pun cenderung tidak sistematis tetapi abstrak dan tidak berbentuk, terkadang mengajarkan matematika, tetapi beberapa saat mengajarkan biologi, beberapa saat kemudian mengajarkan kehidupan dan agama. Tempat terindah yang dimiliki oleh seorang manusia dari pertama kali dia menghirup udara dunia sampai akhir hayatnya, keluarga.

Rasulullah mencontohkan sebuah tauladan yang luar biasa mengenai utamanya sebuah keluarga. Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang menceritakan bahwa aisyah menangis ketika beliau menceritakan kisah hidup Rasulullah dalam keluarganya. Beliau menangis karena tidak sanggup mengingat kenanga indah seorang suami baik hati seperti Rasulullah, dimana dia menambal sendiri sepatu yang bolog, menjahit sendiri baju yang robek, ikut membersihkan rumah bersama-sama istrinya, dan bahkan membantu memasak untuk keluarganya.

Keluarga memang memiliki peran yang sangat vital dalam perkembangan kehidupan masyarakat muslim. Penyebabnya karena keluarga menjadi bekal pembelajaran pertama seorang muslim sebelum dia terjun ke dalam ralita masyarakat yang lebih kompleks. Jika pembekalan yang dilakukan oleh keluarga baik, maka begitu pula yang akan dia lakukan kepada dan dalam masyarakat, begitu juga sebaliknya.

Dalam masyarakat, analogi sel bisa diterpakan dalam logika keluarga. Keluarga dalam kehidupan masyarakat muslim seperti sebuah sel. Keluarga ibarat sel yang bermitosis menjadi sebuah jaringan, berkembang menjadi sebuah organ, dan terus terkait satu sama lain membentuk sebuah sistem yang kompleks. Makin kuat sel-sel yang ada, maka akan semakin kuat pula jaringan, organ dan sistem yang tercipta. Analogi seperti itu bisa digunakan dalam logika keluarga. Keluarga muslim, akan membentuk jaringan keluarga muslim, berkembang menjadi organisasi muslim dan terkait satu sama lain membentuk sistem kehidupan muslim dalam masyakarakat.

Dengan penjelasan seperti ini jelas pembentukan keluarga muslim secara kuat akan membentuk dan berdampak pada pembentukan keluarga muslim yang juga kuat. Oleh karena itu, pembentukan keluarga muslim yang kuat dinilai sangat penting untuk mencapai cita-cita tegakna kalimatullah di muka bumi.

1 komentar:

  1. memang keluarga pondasi pokok akhi, harus ditata rapi dulu

    NEWS

    Terbukti, Penelitian Universitas AS bahwa Muslim itu Bukan Teroris
    http://tarbiyatulbanin.wordpress.com/2010/01/09/terbukti-penelitian-universitas-as-bahwa-muslim-itu-bukan-teroris/

    TUKERAN LINK YUKK
    http://tarbiyatulbanin.wordpress.com

    BalasHapus