This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 30 November 2010

Jatuh...

Kita tidak akan pernah bisa mengubah arah gravitasi. Seperti apapun usaha yang dilakukan. Seperti itu juga hati seseorang. Kita tak bisa memaksa. Hanya mampu melihat keadaan yang tak mungkin berubah.

Percuma mengatur hati seseorang, jika Allah tak menghendaki perubahan hatinya. Ya, karena Allah yang berwenang membolak-balikkan hati manusia. Manusia sama sekali tak punya daya. Sama sekali tak punya kekuatan.

Hal lain yang perlu diingat, bahwa kita tak pernah bisa sempurna. Kita, yang biasa menuntut seseorang untuk menjadi seperti yang kita harapkan, tak pernah sadar bahwa diri kita tak lebih baik untuk mengharapkannya. Ya, cermin itu berdebu, hingga bayangan diri kita tak jelas. Kita sulit melihat bayangan diri kita sendiri.

Kedua konsepsi ini memenuhi pikiranku. Poin pertama, seharusnya kita semua sadar, manusia punya kecenderungan, punya hal-hal yang disukai. Dan pasti manusia bergerak ke arah yang dia sukai, bagaimanapun caranya. Jika ada larangan dan hambatan, bukan berarti menyerah. Selalu ada jalan dan celah.
Kita tidak akan pernah bisa mengubah arah gravitasi. Seperti apapun usaha yang dilakukan. Seperti itu juga hati seseorang. Kita tak bisa memaksa. Hanya mampu melihat keadaan yang tak mungkin berubah.
Percuma mengatur hati seseorang, jika Allah tak menghendaki perubahan hatinya. Ya, karena Allah yang berwenang membolak-balikkan hati manusia. Manusia sama sekali tak punya daya. Sama sekali tak punya kekuatan.

Hal lain yang perlu diingat, bahwa kita tak pernah bisa sempurna. Kita, yang biasa menuntut seseorang untuk menjadi seperti yang kita harapkan, tak pernah sadar bahwa diri kita tak lebih baik untuk mengharapkannya. Ya, cermin itu berdebu, hingga bayangan diri kita tak jelas. Kita sulit melihat bayangan diri kita sendiri.
Kedua konsepsi ini memenuhi pikiranku. Poin pertama, seharusnya kita semua sadar, manusia punya kecenderungan, punya hal-hal yang disukai. Dan pasti manusia bergerak ke arah yang dia sukai, bagaimanapun caranya. Jika ada larangan dan hambatan, bukan berarti menyerah. Selalu ada jalan dan celah.
Poin kedua, manusia tak pernah sempurna. Begitu juga diri kita. Sungguh tidak pantas membuat orang lain berlaku seperti yang kita inginkan. Selain percuma, karena pada dasarnya dia akan bergerak menuju hal-hal yang dia sukai walaupun kita tak menyukainya, juga karena kita seharusnya sadar bahwa kita tak cukup baik.

Kau tau aku tak suka, tapi tetap kau lakukan.
Apalagi yang harusnya aku bilang?
Percuma marah.
Kau punya kesukaan.
Kubuatkan dinding pun, kau kan mencari celahnya.
Mungkin lewat celah yang tak kuketahui.
Lagipula aku tau, aku tak sempurna.
Memalukan jika aku membatasimu.
Bahkan aku tak punya kebaikan seperti yang kau sukai.

Rabu, 24 November 2010

Toleransi dan Penjahat Perang

(Saya ingin berbicara mengenai mereka, pejuang Palestina, Afghanistan, dan Iraq. Buat saya mereka butuh bantuan, dukungan, dan do'a. Bukan kritikan.)



“Andai saja saya tahu dia akan menjadi apa. Ketika saya melihat semua orang, anak-anak dan perempuan yang terbunuh serta terluka, saya sangat menyesal telah melepaskannya.” (-Henry Tandey, prajurit Inggris yang nyaris membunuh Adolf Hitler dalam pertempuran di sebuah desa di Perancis pada masa Perang Dunia I.)[1]

Petikan kata ini mewakili rasa yang dimiliki dunia terhadap Adolf Hitler. Sosok yang banyak dipuja karena pengaruhnya tetapi juga dibenci atas pembantaian 60 juta orang.

Tidak ada manusia yang menyukai perang. Semua pasti membenci perang. Begitu banyak manusia mati dalam proses yang sia-sia. Lihat bagaimana NAZI membantai musuh politik, bangsa lain, dan kaum Yahudi. Jutaan nyawa manusia melayang untuk sebuah kebanggaan palsu.

Kamis, 11 November 2010

Learning and Gayus

 

Learning. Sering dikaitkan pada perubahan permanen. Proses dimana seseorang mengubah dirinya menjadi bentuk berbeda. Faktor penentunya ada dua, lingkungan dan DNA.

Faktor kedua, DNA, adalah faktor yang taken for granted. Tak bisa diubah karena kodrat Illahi. Apakah DNA berperan dalam learning? Bisa jadi. Instrumen-instrumen psikologi ilmiah berhasil menghitung berapa IQ seseorang. Walaupun beberapa orang yakin IQ bisa diciptakan, tapi pada umumnya berkata tidak.

Tidak ada yang bisa melatih kemampuan otaknya sehingga mampu melampaui IQ einstein. Seberapapun orang tersebut mencoba. Yang bisa diubah hanya hasil kerja IQ tersebut, bukan IQ itu sendiri.

Rabu, 10 November 2010

Liburan?? Ga kerasa liburan...

Sudah beberapa hari aku tinggal di sini. Sragen pinggir dan Solo ambang batas. Tempat di pertengahan Solo-Sragen. Tempat simbah. Daerah hijau dengan suasana ‘desa’ yang kental dan hamparan padi yang luas.

Aku mengungsi dari terjangan abu vulkanik merapi. Abu hasil luncuran awan panas merapi yang membuat mata dan hidung perih. Beberapa sahabatku juga pergi dan menghindar dari keadaan itu. Ada yang ke Semarang, Jakarta, Bontang, dan daerah lainnya.

Entah keadaan mereka seperti apa sekarang. Libur UGM ditetapkan sampai tanggal 13. Pasti ini kesempatan bagi kami mahasiswa untuk sekedar mengendurkan tekanan di otak. Mayoritas pulang ke kampung halamannya masing-masing. Bertemu dengan orang tua dan saudara yang mereka rindukan. Intinya mereka bahagia.

Tapi aku berbeda. Tulisan ini bukan hasil keluhan. Hanya sekedar tuangan renungan. Sekaligus mengisi beberapa hariku yang terlewat dari tulisan.